Kisah Pencerah Hati: Singa Pemburu dan Kelinci Cerdik

Kisah Pencerah Hati: Singa Yang Berburu dan Kelinci Cerdik

 Alkisah, ada seekor singa yang menguasai hutan. Semua  binatang tunduk padanya. Sang Singa terbiasa mengganggu para binatang; untuk membunuh dan menyantap mereka sebagai makanan sehari-hari. Maka, para binatang mengajak Singa berunding. Para binatang setuju untuk menyerahkan salah satu dari mereka setiap hari untuk memuaskan rasa lapar sang singa. Syaratnya, Sang Singa berhenti mengganggu para binatang.  Singa awalnya tidak mau percaya pada janji para binatang. Ia lebih suka mengandalkan tenaga sendiri. Tapi, , para binatang berhasil membujuk singa. Akhirnya, Singa mempercayai janji mereka.

Para binatang terus-menerus menunaikan janji mereka. Setiap hari ada binatang yang mengorbankan diri. Suatu hari, tibalah giliran Kelinci sebagai korban Singa. Ia tidak mau dimakan begitu saja. Sang kelinci meminta sesama binatang untuk mendengarkan taktiknya menghadapi Singa. Semua binatang mengejek kelinci, mempertanyakan bagaimana mungkin seekor binatang bodoh seperti kelinci akan mampu mengecoh singa. Sang kelinci berkeras hati. Ia meyakinkan para binatang bahwa Allah telah memberinya hikmah. Allah mungkin saja memilih sesuatu yang lemah untuk mempermalukan mereka yang kuat dan angkuh. Akhirnya, para binatang setuju untuk membiarkan sang kelinci mencoba peruntungannya.

Sang kelinci berlambat-lambat menuju singgasana singa. Tentu saja ketika kelinci tiba, singa menghardiknya. Kelinci berkilah tentang alasan keterlambatannya. Menurut kelinci, ia dan kelinci lain memang sudah ditetapkan sebagai persembahan bagi singa. Namun, seekor singa asing telah merampas kelinci yang satunya. Mendengar hal ini, kemarahan singa meluap. Ia memerintahkan kelinci untuk menunjukkan di mana singa pesaingnya itu bersembunyi. Pura-pura takut, kelinci meminta Singa untuk membawanya di punggung sepanjang perjalanan. Kelinci mengarahkan Singa ke sebuah sumur. Saat melihat ke dalam sumur, Sang singa melihat bayangan dirinya dan kelinci. Singa berpikir bahwa bayangan itulah sang singa asing yang merampas haknya. Singa pun terjun untuk menyerang singa bayangan, dan tenggelam. Sementara itu, kelinci berhasil melompat dari punggung sang singa dan melarikan diri.

Hikmah Kisah Singa dan Kelinci

Dari kisah ini, kita bisa mempelajari kelalaian Singa yang menyebabkan kejatuhannya (tertipu kelinci) karena melanggar aturan Tuhan: seharusnya seekor Singa, apa pun yang terjadi, selalu berburu. Ketika ia tidak berburu dan lebih memilih untuk bergantung pada binatang lain, saat itu pulalah ia sedang menggiring diri menuju kehancuran. Yang lebih memalukan, kehancuran Singa diciptakan oleh Kelinci, binatang yang seharusnya menjadi santapannya. Hikmahnya untuk manusia, kita mesti menyadari bahwa kehidupan duniawi adalah sarana bagi kita untuk menjadi seperti singa, berjuang keras dalam menaklukkan hidup. Jangan sampai justru kehidupan yang mendatangi kita. Jika hidup sudah mampu meninabobokan kita, nasib manusia tidak ubahnya Singa yang ditaklukkan kelinci; kita akan diperbudak dunia yang dalam Q.S. 2:30 telah dijanjikan Allah akan diberikan kepada kita jika kita memosisikan diri sebagai pemimpin; bukan malah sebaliknya, membuat dunia memimpin tubuh, jiwa, dan ruh kita.

Dengan menyadari perlawanan di dunia tidak boleh berhenti, yang bisa dijadikan patokan oleh kita adalah Alquran dan Hadis. Pertanyaannya, adakah ayat Alquran atau hadis yang menjelaskan kita mesti bersenang-senang? Yang ada justru peringatan keras dari Allah bahwa dunia hanyalah permainan dan senda gurau belaka (Q.S. 47:36). Ingat pula sabda Nabi,

“Dunia dan segala isinya ini terkutuk kecuali mengingat Allah dan hal-hal yang memudahkan orang untuk mengingat Allah” dan “Perlakukanlah dunia ini seperti kau adalah pengendara kuda yang berteduh sejenak di sebuah pohon rindang, lalu perg dari pohon tersebut”. Jalaluddin Ar-Rumi sendiri dalam komentarnya tentang cerita di atas berkata, “Jangan biarkan keputusan Tuhan bertikai dengan hasratmu. Manusia haruslah seperti orang mati di depan perintah-Nya.”. Artinya, jika kita ditugaskan untuk menjauhi dunia, jika kita ditugaskan untuk menderita, jangan berusaha untuk melarikan diri dari tugas tersebut. Ketika kita lari (menikmati dunia), kita akan masuk ke dalam perangkap dunia.
 
Berusaha bukanlah tindakan yang lebih mulia daripada berpasrah diri pada Tuhan.
Apa yang lebih indah daripada menerima semua takdir?

Mereka yang melarikan diri dari sebuah bahaya; tiba pada bahaya yang lebih buruk
Mereka yang  melarikan diri dari seekor ular bertemu naga.

Manusia menyusun siasat; dan mereka terjebak jerat yang mereka buat sendiri
Yang kau butuhkan untuk hidup ternyata menjadi malapetaka

Terima perintah-Nya, kau pasti dapat melaksanakannya;
Hubungkanlah dirimu dengan-Nya, kau kan sadari bahwa kau begitu dekat

Jika kamu mencari kesalahan dan tidak menerima petunjuk Allah,
Meskipun kausebut dirimu lelaki, lihatlah sendiri, kau adalah perempuan

Jika kau benar-benar berpasrah pada Tuhan, korbankan diri,
Paksalah diri ‘tuk tetap bergantung penuh pada Yang Maha Kuasa.
Previous
Next Post »