Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 27: Taat Itu Penting


Kumpulan Kata Mutiara Kitab Al Hikam Ibnu Athailah Bagian 27: Taat Itu Penting

Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian 27, tertulis 'Barangsiapa yang dalam masa pencarian diterangi cahaya ketaatan, pada ujung perjalananya pun akan dibenderangi cahaya ma’rifat.'. Kata mutiara ini mengisyaratkan seorang salik harus memupuk dirinya dan perjalanannya dengan ketaatan demi ketaaan, karena rahasia Allah hanya bisa terbuka dengan hal ini. Hasil, tak pernah mengingkari usaha; meski usaha itu tanpa ambisi.

PENTINGNYA KETAATAN
Barangsiapa yang dalam masa pencarian diterangi cahaya ketaatan, pada ujung perjalananya pun akan dibenderangi cahaya ma’rifat

Kalimat hikmah ini berfungsi sebagai penegas kalimat hikmah sebelumnya. Mereka yang sejak awal sudah berniat mengenal Allah dengan cara yang suci, akan mendapatkan limpahan pengetahuan mulia tentang-Nya. Sebaliknya, orang yang asal-asalan saja ketika hendak mengetahui Allah, tidak akan mendapatkan cahaya benderang pengetahuan tersebut.

Mengenal Allah ibarat membawa sebuah pelita yang nyalanya redup di sebuah malam berangin kencang. Kemana pun mata memandang, tiada cahaya lain selain pelita yang kita pegang tadi. Pelita ini bukanlah harta duniawi, bukan pula kecerdasan otak. Melainkan ketaatan terhadap aturan-aturan-Nya. Tentu berat rasanya senantiasa berpegang teguh pada ketaatan kepada Allah. Angin kencang berupa godaan untuk berakrab-akrab dengan kehidupan duniawi akan selalu datang.

Belum lagi cobaan lain. Seseorang yang mencari Allah seringkali diuji justru dari ibadahnya. Mungkin sekali ia akan meremehkan salat, puasa, atau zakatnya. Ia merasa tak bersalah ketika tak salat, yang penting masih terus berusaha mengetahui rahasia Allah. Ia merasa boleh-boleh saja berbuat ini dan itu yang dari segi syariat, telah menyeleweng. Anehnya, ia tetap merasa nyaman dengan keadaan ini. Jika ia tetap nekad meneruskan perjalanan, sang pencari Allah ibarat menyerahkan diri pada angin kencang yang menghantam tadi. Pelitanya pasti padam di tengah perjalanan, dan ia berada dalam kesesatan.

Sebaliknya, mereka yang senantiasa melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, ibarat orang yang menjaga pelita tadi dari angin kencang demi mendapatkan secercah cahaya di malam gulita. Pekerjaan ini memang berat, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Selalu taat kepada Allah memang melelahkan.

Namun, yang lelah bukanlah ruh kita, melainkan jiwa yang cenderung pada kepentingan duniawi. Di akhir perjalanan nanti, orang yang selalu taat kepada Allah akan mendapatkan tempat berpulang yang paling sempurna. Ditemuinya kota penuh cahaya makrifat yang menebus pelita redupnya. Ditemukannya cinta Allah atas perjuangan mati-matian yang tidak berpengharapan apa pun; sebuah hadiah yang terlalu besar untuk perjuangan yang sebenarnya tidak berharga apa pun.
Previous
Next Post »