Dalam kumpulan kata mutiara Kitab Al Hikam karya Ibnu Athalilah bagian dua puluh, tertulis 'Seorang salik tidak akan berniat berhenti ketika terjadinya kasyaf, karena senantiasa ada suara hakiki yang berseru, “Apa yang kaucari masih begitu jauh dari hadapan mata (maka jangan berhenti!).'. Kata mutiara ini mengisyaratkan bahwa seiring dengan mendekatnya salik kepada Allah, maka ia akan mendapatkan banyak godaan dari alam ruhani, hal-hal ajaib yang menyebabkan dirinya berpuas diri. Tetapi salik yang dinaungi cahaya Allah akan terus berjalan dan tidak peduli dengan keajaiban-keajaiban itu.
JANGAN TERAYU GODAAN SELAIN ALLAH
Seorang salik tidak akan berniat berhenti ketika terjadinya kasyaf, karena senantiasa ada suara hakiki yang berseru, “Apa yang kaucari masih begitu jauh dari hadapan mata (maka jangan berhenti!).” Alam gaib tidak akan pula terbuka bagi sang salik, kecuali ada suara peringatan, “Sesungguhnya kami adalah ujian. Maka, janganlah engkau kufur!”
Seorang salik tidak akan berniat berhenti ketika terjadinya kasyaf, karena senantiasa ada suara hakiki yang berseru, “Apa yang kaucari masih begitu jauh dari hadapan mata (maka jangan berhenti!).” Alam gaib tidak akan pula terbuka bagi sang salik, kecuali ada suara peringatan, “Sesungguhnya kami adalah ujian. Maka, janganlah engkau kufur!”
Mendekatnya seorang pencari Allah kepada Sang Khalik diibaratkan dengan niatan kembali ke kampung halaman. Namun, kita sedikit lupa dengan peta kampung tersebut. Ada dua jalan menujunya; yang pertama dengan melalui ujian demi ujian yang menyakitkan hati. Yang kedua, dengan menjalani cobaan yang melenakan hati. Selama ini, kita mungkin sudah mampu menjalani ujian yang menyakitkan. Namun, bagaimana dengan cobaan yang melenakan hati?
Seorang muslim mungkin akan tegar ketika diuji dengan kemiskinan yang mendera. Ketika tak mampu membayar biaya kuliah sang anak, senyum tetap tersungging. Ketka ditinggal suami tercinta, harap kepada Sang Khalik tak akan pudar. Namun, bagaimana jika kita diberi cobaan harta, kedudukan, atau yang lebih sulit, pujian? Harta melimpah dapat membuat kita mengira kitalah yang menciptakan kekayaan tersebut dengan usaha keras. Jabatan tinggi bisa membuat kita tak mengingat bahwa semua manusia sederajat. Pujian bisa membuat seorang ulama terfokus kepadanya. Alhasil, sang ulama tidak lagi menyebarkan ilmu berdasarkan kebutuhan umat; namun menyesuaikan dengan pujian tadi. Kalau umat memintanya untuk lebih banyak melawak, ia pun rela melakukannya sehingga kadang umat lebih mengingat candaan seorang ulama daripada isi ceramahnya. Cobaan-cobaan kesenangan ini kadang lalai kita perhatikan. Bahkan, cobaan ini justru berpeluang lebih besar dalam menjauhkan diri dari Allah.
Dalam konteks pemahaman inilah kita memahami kalimat hikmah ke-28. Ketika seseorang menjadi pencari Allah, dan memasuki alam “gaib”, ia akan dihadapkan dengan dua jalan pula, seperti yang kita ungkapkan di atas. Ketika satu demi satu rahasia Allah terbuka kepadanya, rasanya semua ini sudah cukup. Ada kenyamanan tersendiri ketika memiliki rahasia-rahasia tersebut.
Namun, di sinilah letak kejujuran hati sang pencari Allah. Jika ia benar-benar mencintai-Nya, akan ada suara hati yang berasal dari ilham Allah, yang menyuruhnya untuk tetap melanjutkan perjalanan agar benar-benar mengenal Allah. Sebaliknya, ada kalanya pula, seorang pencari Allah kagum berlebihan pada alam “gaib”, dunia baru yang ditemuinya. Ia kadang mendapat kekuatan di luar logika dunia, atau melihat bentuk-bentuk kehidupan yang sama sekali berbeda dengan kehidupan dunia.
Lagi-lagi, jika sang salik memang mencintai Allah, ia akan terhindar dari godaan alam gaib ini. Ia tidak akan mengejar hal-hal semacam ini. Sebaliknya, sang salik akan mendapat teguran dari hatinya sendiri, yang berasal dari ilham Allah, bahwa penglihatan demi penglihatannya yang asing ini adalah ujian yang nyata dari Allah. Seorang salik sejati akan menyadari, cobaan akan selalu datang, entah berupa kepedihan, entah berupa kesenangan. Hanya cintanya kepada Allah saja yang akan membuat Allah senantiasa menemani perjalanan sang salik menuju-Nya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon