Dalam Kata Mutiara kisah para muallaf 03 ini, kita akan menyimak perjalanan Hamza Yusuf, yang bernama asli Mark Hanson. Sejak kecil, Mark sudah dipersiapkan untuk menjadi pendeta. Namun, kecelakaan menimpa Mark di usia 17 tahun. Bukan kecelakaan biasa, karena dari sanalah pintu hidayah menuju Islam pun terbuka. Mark rela meninggalkan California hingga ke tanah Uni Emirat Arab untuk mengenal Islam lebih jauh.
*****
"Jika Anda seorang muslim dan membenci Barat, silakan pindah ke negara Islam." Ucapan ini mungkin begitu pedas bagi sebagian kalangan. Bisa jadi pula ada yang tidak percaya, yang mengatakannya adalah seorang Hamza Yusuf Hanson, pendiri Institut Zaytuna di Berkeley, California.
Tapi, kalimat tersebut membuka pandangan lebih luas. Bahwa, seorang muslim tak boleh mudah cemburu dengan lingkungan yang kurang adil terhadapnya atau masyarakat yang memandang sinis. Yang harus dilakukan, justru menunjukkan persamaan, bukan memperlebar perbedaan. Perjalanan hidup pria yang bernama Mark Hanson ini mengajarkan hal tersebut. Islam yang tanpa cinta, tanpa kepasrahan penuh kepada Allah, dan tanpa penghargaan terhadap sesama, bukanlah Islam yang sejati.
Sejak kecil Mark Hanson sudah terbiasa berkelana. Lahir di Walla Walla, Washington ia kemudian dibesarkan di California Utara. Sejak kecil ia sudah dipersiapkan untuk menempuh jalur menjadi pendeta Gereja Ortodoks Yunani.
Pada usia 17 tahun, datanglah kejadian yang mengubah hidupnya. Hanson muda nyaris tewas dalam sebuah kecelakaan. Selang beberapa saat kemudian ia tercekat kala membaca Alquran. Kitab ini, bukanlah kitab biasa. Tak mungkin dibuat manusia! Jadilah ia sebagai muallaf dan mengambil nama Hamza Yusuf.
Ketika seseorang jatuh cinta, ia akan mengorbankan segalanya. Termasuk, yang dilakukan Hamza Yusuf. Ia berangkat ke Inggris, Spanyol, lantas ke Uni Emirat Arab untuk memperteguh keyakinannya. Semakin dalam mempelajari agama, semakin sadarlah ia bahwa ada kesalahpahaman besar yang dimiliki oleh dunia Barat ataupun muslim radikal terhadap agama ini.
Zaytuna College yang didirikannya pada 1996 menggambarkan cita-cita Hamza Yusuf. Ia tidak hanya ingin memberikan pengajaran Islam dan bahasa Arab kepada sekian calon pemimpin spiritual di masa depan, tetapi juga seni liberal. Kalimatnya, "Memeluk Islam di Barat lebih dekat kepada Islam yang sesungguhnya dibandingkan di negara-negara Islam ---tempat agama dan budaya tercampur dan sulit dipisahkan." Kalimat yang membuka pandangan siapa pun, bahwa agama ini bukanlah agama yang digunakan hanya untuk mengangkat senjata.
ConversionConversion EmoticonEmoticon