Dalam Kata Mutiara kisah para muallaf 04 ini, kita akan menyimak perjalanan Timothy Winter, yang berbeda dari kebanyakan. Justru Winter mengalami pencerahan spiritual setelah berfantasi liar tentang seorang gadis Yahudi yang ditemuinya di Pantai Corsica. Bagaimana ceritanya, dari pengalaman itu, kini Winter menjadi salah satu teolog terkemuka di Eropa?
*****
Siapa orang Inggris yang tidak mengenal Timothy Winter? Ia yang menjalani hidup sebagai sufi ini dianggap sebagai muslim yang paling berpengaruh di Britania Raya. Siapa sangka, kisah remajanya menyaksikan perempuan telanjang.
Kejadian itu berlangsung kala Tim Winter masih berusia 15 tahun. Berada di pantai di Corsica, sang pemuda melihat sebuah keluarga Yahudi dengan empat anak perempuan yang gemar bertelanjang. Ia mendapatkan sesuatu yang bisa jadi merupakan fantasi paling liar pemuda seusianya: Jus persik mengalir di dagu salah satu di antara mereka. Seketika itu juga, Winter memahami, dunia ini bukan hanya terdiri dari hal-hal material semata. Keindahan tak bisa dijelaskan hanya oleh salah satu fungsi otak semata. Mulailah Winter tertarik untuk mengetahui segala hal yang berada di luar alam materi.
Perkenalan Winter dengan seksualitas tersebut, secara unik membuatnya berkelana. Mencari 'dunia spritual' itu, dan menemukannya dalam Islam. Belajar di Universitas Al-Azhar Mesir, pria yang kemudian mengganti nama menjadi Abdul-Hakim Murad, mendapati dirinya bagai kembali ke 'rumah'. Adalah sebuah hal aneh bagi remaja seperti dirinya, yang pada tahun 1970-an dicekoki dengan prinsip 'hidup tak boleh dibatasi apa pun', memilih Islam yang memiliki batasan-batasan yang ketat. Namun, bagi Winter, inilah identitas dirinya yang sesungguhnya.
Winter dikenal sebagai salah satu teolog paling penting di Eropa saat ini. Ia berani melemparkan pandangan-pandangan yang bagi sebagian orang kontroversial. Misalnya, mengkritik, mengapa dalam Dewan Keamanan PBB tidak ada perwakilan negara-negara Islam. Kalimatnya yang menyudutkan pelaku homoseksual, sempat menimbulkan protes keras di Inggris pada pertengahan 2013.
Satu yang paling ditekankan oleh Tim Winter yang memiliki saudara seorang penulis kolom sepakbola, adalah pentingnya masjid. Baginya, "Masjid bukanlah gereja yang dikunjungi seminggu sekali dan tak masalah dibangun di atas bukit. Para muslim membutuhkan salat lima kali sehari. Mendirikan masjid yang berarti memudahkan kami beribadah, bukanlah sebuah ancaman apa pun. Sebaliknya, justru dari sinilah tercipta rekonsiliasi hubungan Islam dan Barat."
ConversionConversion EmoticonEmoticon