Dalam Kata Mutiara kisah para muallaf 08 ini, kita akan menyimak perjalanan Yvonne Ridley,yang pernah meliput untuk Sunday Express. Ketika masuk di Afghanistan, ia ditangkap Taliban. Dalam situasi antara hidup dan mati itulah, Yvonne terketuk pintu hatinya. Apa yang dilakukan para Taliban? Bukankah mereka dikenal dunia Barat sebagai sosok kejam tidak berperikemanusiaan dan gemar menyiksa perempuan?
*****
Yvonne Ridley pernah menantang maut ketika masuk ke Afghanistan dalam rangka liputan untuk Sunday Express. Betapa tidak? Ia memutuskan untuk menyelinap saja di perbatasan bermodalkan burqa semata.
Tidak ada yang salah dalam perjalanan menantang maut tersebut, hingga ia pulang. Ketika itulah kamera yang dibawa sang perempuan kelahiran 1958 tertangkap oleh mata tentara Taliban. Tak ada keajaiban kali ini.
Ridley ditawan. Ia diduga sebagai mata-mata; dan artinya bisa dijatuhi hukuman mati jika terbukti demikian. Meski jelas bukan siapa-siapa selain jurnalis, Yvonne Ridley tetaplah tak aman. Ia akan dikenakan sanksi karena masuk ke Afghanistan secara ilegal.
Tak ada jalan lain bagi pemerintah Inggris kecuali bernegoisasi untuk melepaskan sang jurnalis wanita. Kegigihan Hilary Synnott, komisioner Britania Raya dalam melunakkan hati Mullah Abdul Salam Zaif, duta Taliban di Islamabad, menui hasil. Ridley akan dibebaskan. Tapi, siapa yang mengetahui keadaannya?
Seorang wartawan wanita asal Eropa yang menyamar, dalam tawanan Taliban yang sangat kental permusuhannya dengan Barat, bisa saja diapa-apakan.
Menarik untuk menyimak apa yang dipaparkan Yvonne Ridley begitu ia menghirup udara segar kembali. Di tengah para tentara Taliban yang semuanya laki-laki, memang menakutkan. Ia pun merasakan lapar yang melilit. Tapi, mereka, seperti yang semestinya dilakukan semua pria muslim, tak pernah menyentuh. Apalagi menyakiti sang jurnalis.
Uniknya, para tentara Taliban ini sempat mengajak Ridley untuk masuk Islam. Ia enggan. Bersetia dengan kebebasan yang dianut. Bukannya marah, para tentara tersebut hanya meminta Yvonne membaca Alquran begitu ia bebas kelak. Janji adalah janji. Yvonne Ridley melakukan syarat yang sebenarnya tak perlu dilakukan lagi.
Dan pada titik inilah ia terkesima. Ajaib! Alquran membuka matanya, bahwa dalam Islam pria dan wanita sejajar dalam segala hal. Termasuk spiritualitas. Tak ada diskriminasi seperti yang dibayangkan selama ini.
Kehidupan pun berubah. Yvonne memutuskan untuk menjadi muallaf. Perjuangannya memperkenalkan Islam ke seluruh dunia yang mungkin keliru melihat agama ini seperti yang pernah dialaminya, terus berlanjut. Seperti katanya, "Alquran bagaikan magna carta untuk wanita. Yang dilupakan orang, Islam itu sempurna, sedang pemeluknya tidak."
ConversionConversion EmoticonEmoticon