Fenomena Alam: Hujan Ikan Setiap Tahun di Honduras

Fenomena Alam: Hujan Ikan Setiap Tahun di Honduras

Dalam bagian fenomena alam kali ini, kita akan membahas hujan ikan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Jika hujan katak dan belalang yang ditimpakan Allah kepada Firaun pada masa tertentu kala kekufurannya sudah memuncak, lain halnya dengan hujan ikan. Dibandingkan dengan hujan-hujan ajaib lain yang menumpahi bumi, hujan ikan adalah fenomena yang cukup sering terjadi di beberapa belahan dunia. Dan yang terjadi di Honduras bisa menyadarkan kita pada kuasa Allah yang mutlak. Hujan ikan terjadi setiap tahunnya.

Hujan ikan, sudah sering dilaporkan terjadi di berbagai belahan dunia. Pada tahun 1864, ikan-ikan pernah tertumpah dari angkasa Singapura. Demikian banyaknya sehingga sebagian orang luka-luka, dan infrastruktur kota mengalami kerusakan. Kejadian serupa juga berlangsung di Rhode Island pada tahun 1900. Ketika itu, hujan ikan menyebabkan kepanikan penduduk setempat.

Tak perlu merentang waktu yang lampau, hujan ganjil ini pernah menghantam Australia pada tahun 2010 lalu. Tepatnya di Lajamanu.. Kota kecil berpenduduk 650 orang. Ratusan ikan berjatuhan dai langit, menyebabkan kepanikan penduduk setempat. Hampir semua ikan-ikan tersebut bahkan masih hidup, menggelepar-gelepar. Tumpah di mana saja. Dan kejadian yang berlangsung pada awal tahun 2010 ini, bukan yang pertama kali. Dalam seminggu, terjadi dua kali hujan ikan di lokasi yang sama.

Sebagian masyarakat Lajamanu menghubungkan hujan ikan ini dengan ramalan kehancuran dunia. Kisah hujan hewan demi hewan yang menimpa Mesir pada masa Firaun, dikaitkan dengan peristiwa ini. Apalagi dalam dua kesempatan, hujan ikan selalu didahului dengan badai kencang dengan langit yang kelam.

Beberapa berargumen, hujan ikan bukanlah hal aneh. Adanya tornado, puting beliung di tempat yang terletak beberapa mil dari sebuah lokasi, bisa membuat semua makhluk yang terjebak dalam tornado itu terhisap dan terbawa dalam perjalanan tornado tersebut.

Namun, penjelasan ini tak memuaskan sebagian kalangan. Mereka mempertanyakan, bagaimana mungkin ikan-ikan tersebut, sebagian besar masih hidup meski telah terhisap tornado? Dan mengapa pula, yang berjatuhan hanya jenis ikan yang sama? Bukankah semestinya ikan-ikan yang lebih kecil, juga bisa tumpah dari langit Lajamanu? Maka, tak sedikit yang mengatakan inilah tanda-tanda kehancuran dunia, yang dimulai dari sebuah kota kecil di Australia. 'Azab' yang ditimpakan kepada Firaun Mesir pada masa Nabi Musa, dijatuhkan pula di sana.

Benarkah hujan ikan adalah azab? Jika kita berada di tempat-tempat lain di dunia, yang mungkin hanya tertimpa hujan ikan sekali dalam ratusan tahun, mungkin kita bisa mengatakan hal serupa. Lalu, bagaimana dengan yang terjadi di Honduras, ketika hujan ikan terjadi setiap tahun pada rentang bulan Mei hingga Juli? Peristiwa ini tercatat sudah berlangsung lebih dari 200 tahun!

'Lluvia de Peces' atau Hujan Ikan, adalah peristiwa yang terjadi setiap tahun di Departamento de Yoro, Honduras. Hujan yang biasanya berlangsung pada bulan Mei atau Juni ini, sesuai namanya, memang merupakan tumpahan ikan dari langit. Dan, kejadian ini sudah berlangsung sejak pertengahan 1800-an. Meskipun terjadi 'terlalu sering' dan mungkin dianggap sebagai fenomena 'biasa', hujan ikan di Honduras ini tetap meninggalkan pertanyaan bagi kebanyakan orang. Tidak hanya para penduduk setempat atau orang dari negeri lain, tetapi juga para peneliti. Mereka tidak mampu memecahkan masalah dengan pasti, bagaimana cara ikan-ikan ini ditumpahkan dari langit Honduras untuk menghujani penduduk.

Seperti kejadian di Australia, hujan ikan di Honduras selalu diawali dengan datangnya awan pekat raksasa yang menjerihkan. Halilintar dan petir menyambar-nyambar, tanda dimulainya hujan badai. Lalu, jatuhlah hujan selama sekitar tiga jam. Begitu hujan reda, yang tampak sepanjang mata hanyalah tumpukan ikan yang menggelepar-gelepar di jalanan kota.

Teori yang paling rasional tentang hal ini, seperti dalam hujan-hujan ajaib lain, tentu adanya angin puting beliung di lautan yang menarik semua makhluk di sekitarnya, untuk terhisap dan terbawa serta bermil-mil jauhnya. Namun, kasus di Honduras tak semudah itu diungkapkan. Karena, ikan-ikan yang jatuh, tidak hanya berasal dari spesies yang sama. Tetapi juga, memiliki ukuran yang sama. Selain itu, jenis ikan yang terdampar dari langit, bukanlah jenis ikan yang ada di perairan dekat kota Yoro. Jika dilacak, bukan tidak mungkin, ikan yang dibawa angin ini, berjarak 200 kilometer dari Honduras, berasal dari Lautan Atlantik.

Penjelasan ilmu pengetahuan tidak banyak memuaskan masyarakat Honduras. Kejadian alamiah ini, dihubungkan dengan kisah Bapa Jose Manuel Subirana, pendeta Katolik yang pernah tinggal di Yobo pada kurun waktu 1856 hingga 1864. Beliau dianggap sebagai orang suci, yang banyak membantu penduduk setempat dengan penuh ikhlas.

Suatu ketika, ia menyepi selama tiga hari dan tiga malam. Dalam rentang waktu tersebut, disebutkan ia berdoa kepada Tuhan untuk memberi anugerah kepada negerinya yang miskin. Begitu sang Bapa menyelesaikan doanya, seketika itu pula hujan ikan tertumpah ke bumi. Seolah menandakan pengabulan doa orang suci tersebut. Dan sejak saat itu pula, orang-orang di kota Yoro berbondong-bondong mengambil ikan yang berjatuhan di tanah, sebagai bentuk rasa syukur karena Tuhan telah memperhatikan mereka dengan cara-Nya yang unik.

Bagaimana Islam memandang hal ini? Doa seseorang yang dekat dengan Allah, memang akan dikabulkan-Nya. Seperti yang difirmankan Allah dalam Q.S. Al-Mukmin:60, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”

Sudah sepantasnya seorang hamba mengakui keterbatasannya, bahwa ia tidak berkuasa apa pun terhadap dirinya sendiri. Apalagi terhadap nasib orang lain. Yang hanya bisa dilakukannya, adalah berdoa dan berdoa. Memohon Allah mengangkat derajatnya dan kaumnya.

Adalah sebuah kepastian, Allah akan menolong hamba-Nya yang membutuhkan bantuan. Namun, itu semua dikembalikan pada kuasa Allah. Seorang hamba tidak berkuasa terhadap segala macam intervensi langsung Allah pada hal-hal ajaib yang terjadi di dunia. Seperti halnya Musa. Ia mungkin memiliki tongkat yang membelah Laut Merah.

Tapi, bukan Musa yang hebat. Ia hanya diberi kemudahan Allah untuk menolong kaumnya yang terdesak oleh tentara Firaun yang hendak membunuh mereka. Akan halnya hujan ikan tahunan yang terjadi di Honduras, apakah ini bentuk kasih sayang Allah ataukah sebuah kejadian yang bisa dijelaskan ilmu pengetahuan, saat ini kita bisa berkata, hanya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Satu yang bisa dipelajari, segala sesuatu mungkin-mungkin saja terjadi atas kuasa-Nya.

Previous
Next Post »