Dalam seri kata mutiara tentang Rasulullah ini, kita akan membahas kisah-kisah kelembutan Nabi kepada anak kecil. Kisah-kisah ini juga dapat dibaca dalam buku Selembut Hati Rasulullah karya Fitra Firdaus Aden (penerbit Citra Risalah, cetakan 2014).
*******
Sahabat, kelembutan hati seseorang akan tertampakkan dengan jelas kala berhadapan dengan anak-anak. Sekeras apa pun hatinya, sekasar apa pun perangainya, kala seseorang menyaksikan anak kecil yang polos dan menggemaskan, kelakuannya akan melunak. Hatinya akan tertambat pada anak kecil tersebut. Bahkan bukan tidak mungkin, ia akan menampilkan kehangatan yang tak pernah terlihat sebelumnya.
Jika seseorang yang kasar saja bisa berbuat demikian, apalagi mereka yang berhati lembut. Rasulullah saw. tak terkecuali. Beliau sangat mencintai anak-anak. Demikian tulusnya perasaan Nabi, hingga beliau tidak merasa risih ketika ada bayi yang pipis pada pakaian beliau. Rasul juga mengucapkan kepada para orang tua, "Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki."
Pada sebuah kesempatan, al-Aqra' bin Hayis at-Tamimi tengah duduk di samping Rasulullah. Kala itu, Nabi tengah mencium Hasan bin Ali. Melihat sikap Rasulullah tersebut, al-Aqra berkata, "Aku mempunyai sepuluh anak, dan aku tidak pernah berbuat sepertimu ya, Rasul. Tak pernah kucium salah seorangpun dari mereka."
Nabi memandang sang sahabat baik-baik, lalu memberikan petuah, "Barangsiapa yang tidak mengasihi, ia tidak akan dikasihi."
Saudaraku, anak kecil memang menjadi 'cobaan' bagi kita. Keluguan dan kelucuannya merupakan penghiburan tersendiri, baik bagi orang yang sudah berkeluarga maupun belum. Bercanda dengannya, dengan bahasa yang unik, melahirkan ketenteraman.
Bahkan Nabi melukiskan, seorang anak bisa membuat kedua orang tuanya menjadi kikir dan penakut. Ayah dan ibu akan berusaha mati-matian mengejar harta duniawi, sekaligus penuh perhitungan dalam pengeluaran; hanya demi membahagiakan sang anak.
Mereka juga akan berubah menjadi penakut; tak berani kehilangan si kecil. Rela melakukan apa saja untuk mempertahankannya lebih lama. Kala sang anak sakit panas saja, kadang ibu dan ayahnya demikian panik. Tak tega menyaksikannya menderita. Ketika sang anak bermain dan terantuk batu hingga berdarah, kekhawatiran akan yang bukan-bukan, langsung menyergap.
Nah, sahabat, seperti apakah seharusnya seorang muslim bersikap terhadap anak kecil? Kelembutan seperti apakah yang mestinya ditampilkan? Apakah kita senantiasa harus bersikap lunak, dan tidak mungkin mengambil langkah tegas pada mereka? Rasulullah saw. telah mencontohkan segalanya untuk diikuti umatnya.
Kisah-kisah kelembutan hati Nabi Muhammad saw. kepada anak kecil dapat dibaca di bagian-bagian di bawah ini.
Bagian Pertama: Mengajarkan Kepekaan dan Menjauhkan Kezaliman
Bagian Kedua: Mengajarkan Agama Sejak Dini
Bagian Ketiga: Menghindari Kekerasan dalam Menasehati
************
ConversionConversion EmoticonEmoticon